Pola Konsumsi Pangan Keluarga dalam Menghadapi New Normal dan Herd Immunity
Oleh : Dr. Mursalin, STP., M.Si (Anggota DRD Provinsi Jambi dan Kord. Bidang Komersialisasi Produk PUI-PT Emedical LPPM Universitas Jambi )
Pendahuluan
Sejak bulan Maret 2020, covid 19 menjadi pandemi di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Berbagai upaya untuk menemukan metode pencegahan dan pengobatan telah dilakukan tapi hingga saat ini belum juga berhasil. Hingga pada akhirnya semua ahli di dunia mempunyai kesimpulan yang sama, yaitu bahwa untuk selamat dari ancaman Covid 19, semua harus kebal (imun) dari dampak yang disebabkan oleh keberadaan virus Corona yang menjadi biang penyebab Covid 19. Untuk itu diperlukan vaksin yang efektif yang dapat menciptakan antibody berupa kekebalan fasif atau diberlakukan kondisi dimana lebih dari 80% manusia dibiarkan terinfeksi secara alami (herd immunity) agar terbentuk antibody berupa kekebalan yang aktif.
Pilihan pertama sedang diupayakan, seluruh dunia berlomba menemukan vaksin yang efektif tersebut, tetapi sampai sejauh ini belum satu pun yang benar-benar terbukti ampuh. Pilihan kedua sebenarnya bukanlah pilihan yang menjadi kebijakan pemerintah atau para ahli, tetapi karena kondisi “lock down” atau PSBB yang berkepanjangan telah cukup menyiksa masyarakat, maka walaupun berbagai larangan dan aturan keluar rumah telah dicanangkan, tetapi masyarakat cenderung tetap melanggarnya. Keadaan ini jelas akan mengarah kepada terjadinya kondisi yang mengarah pada herd immunity.
Menurut para ahli, jika herd immunitybenar-benar terjadi, maka sekitar 30-40% penduduk dunia akan musnah. Hanya mereka yang berhasil menghasilkan kekebalan aktif saja yang dapat bertahan. Mereka-mereka ini adalah yang tidak memiliki penyakit bawaan (comorbid), berusia diantara 12-55 tahun, memiliki imunitas yang tinggi, gaya hidup yang sehat, dan memiliki kemampuan finansial yang juga baik. Hal ini tentu akan sangat merugikan, negara akan kehilangan banyak anak-anak yang merupakan masa depan negara dan juga orang tua yang merupakan penasehat bangsa. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut maka pemerintah di seluruh dunia memberlakukan kondisi yang disebut dengan “New Normal”.
New Normal adalah fase kehidupan baru ketika publik kembali bisa menjalankan aktivitas secara normal dengan mengedepankan protokol pencegahan virus korona. Pada era new normal, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta menjaga kekebalan tubuh sangat dianjurkan. Sistem imun yang baik akan mempercepat pembentukan kekebalan alami seseorang dan atau menjaganya dari dampak yang buruk akibat Covid 19, minimal hingga ditemukannya vaksin Corona yang efektif.
Kekebalan Fasif, Kekebalan Aktif dan Sistem Imun pada Manusia
Untuk menciptakan kekebalan fasif bagi seluruh masyarakat, diperlukan vaksin dalam jumlah yang sangat banyak sehingga butuh biaya yang sangat besar. Sementara itu, vaksin untuk Covid-19 belum sepenuhnya ditemukan; vaksin Covid-19 bersifat spesifik, yang digunakan untuk suatu negara tertentu belum tentu cocok untuk negara yang lain. Oleh karena itu, untuk saat ini, dalam waktu yang dekat ini, hal tersebut belum bisa diterapkan secara efektif dan efisien.
Untuk menciptakan kekebalan aktif (melalui herd immunity), setidaknya 70 persen dari populasi harus terinfeksi terlebih dahulu. Apabila penduduk Indonesia dianggap sebanyak 270 juta, maka sedikitnya 189 juta harus terinfeksi untuk mendapatkan herd immunity. Kemudian, dari angka tersebut kemungkinan orang yang meninggal bisa mencapai 81 juta orang, yang terdiri dari anak-anak berusia di bawah 10 tahun dan atau orang tua berusia di atas 60 tahun.
3 Negara pertama yang melakukan percobaan untuk menerapkan herd immunityguna menciptakan kekebalan aktif bagi rakyatnya adalah Swedia, Inggris, dan Belanda. Dilaporkan bahwa, di Swedia, dari 33 ribu orang yang dibiarkan terpapar virus Corona, hanya 4000 orang yang berhasil membentuk kekebalan aktif (7%). Angka keberhasilan yang sangat rendah ini menunjukkan bahwa menerapkan herd immunityuntuk mencapai kekebalan aktif bukanlah pilihan yang terbaik.
Menurut para ahli, kegagalan pembentukankekebalan alami saat terpapar virus corona pada masa New Normal ini diantaranya adalah:
- Protokol kesehatan tidak bisa sepenuhnya dapat diterapkan dengan efektif
- New Normal memberikan peluang kontak dan distribusi virus semakin tinggi
- Mengidap penyakit degeneratif atau kelainan bawaan (comorbid)
- Kurang berolahraga, stress, dan kurang terpapar sinar matahari
- Asupan gizi tidak seimbang √
- Sistem imun tidak terbentuk dengan benar√
Dalam konteks ini, jika seluruh protokol kesehatan telah diterapkan maka untuk dapat terhindar dari pandemi Covid 19 adalah menggalakkan gaya hidup sehat, menjaga asupan gizi seimbang, danmenjaga sistem imun dengan baik.
Sistem imun atau disebut juga sistem kekebalan tubuh pada manusia adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel, zat, enzim, dan produk metabolit lainnya yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti virus, bakteri, dan kuman penyakit beserta racunnya yang masuk ke dalam tubuh. Pertahanan berlapis pada sistem imun manusia terduri dari:
- Lapis Pertama (kulit, membran mukosa, cairan sekresi kulit dan mukosa).
- Lapis Kedua (sel darah putih, sel NK, sel biang, eosinofil, basofil, dan fagosit termasuk makrofag, neutrofil, dan sel dendritik protein, inflamasi)
- Lapisan Ketiga (limposit, antibody atau Ig; lg M, lg G, lg E, lg A, lg D)
Sistem Imun pada manusia akan menurun pada saat:
- Perubahan cuaca;
- Pola konsumsi pangan yg salah;
- Kondisi rentan seperti ibu hamil, anak-anak, lansia, memiliki penyakit bawaan;
- Orang dengan mobilitas tinggi;
- Stess;
- Kurang olahraga/aktivitas;
- Terpapar secara intensif dan dalam tempo yang lama
Pola Konsumsi Pangan vs Sistem Imun pada Manusia
Gizi (nutrisi) adalah zat kimia yang terdapat dalam makanan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berfungsi secara wajar. Gizi yang ada dalam makanan disebut juga sebagai gizi pangan (food nutrients). Gizi pangan dibagi dua, yaitu makro nutriens(air, asam asmino dan protein, lemak dan asam lemak, karbohidrat dan gula) dan mikro nutriens(vitamin dan mineral).
Pangan yang sehat, aman dan bergizi adalah pangan yang mengandung zat gizi yang diperlukan seseorang untuk dapat hidup sehat dan produktif, bersih, tidak kadaluarsa, dan tidak mengandung bahan kimia dan mikroba yang berbahaya, dapat memenuhi kebutuhan rata-rata kecukupan gizi dan protein, dan “Halalan toyyiban…” bagi masyarakat muslim.
Tiga fungsi utama asupan gizi bagi tubuh manusia, yaitu:
- Sebagai sumber energi. Fungsi ini merupakan fungsi yang paling mendasar.
- Fungsi regulasi. Fungsi ini merupakan prioritas kedua, mengatur agar tubuh sehat dan bugar, sistem imun termasuk di dalam fungsi ini.
- Fungsi pertumbuhan. Fungsi ini merupakan prioritas terakhir, akan berlangsung jika fungsi pertama dan kedua telah terpenuhi
Kekebalan tubuh bersifat dinamis, bisa melemah dan menguat tergantung pada kualitas dan kuantitas asupan gizi. Orang yang mengalami gizi kurang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Mereka sangat rentan terhadap infeksi Covid-19. Orang yang bergizi baik memiliki kemampuan untuk melawan virus Covid-19.
Berikut ini, panduan pola makan sehat, bergizi dan seimbang selama New Normal dan Herd Immunity:
- Makan dengan komposisi gizi yg lengkap
- Makan lebih banyak buah dan sayur
- Perbanyak jumlah makanan berserat
- Batasi asupan lemak, gula, dan garam
- Penuhi kebutuhan cairan
- Jaga kebersihan makanan
Tips meningkatkan imunitas tubuh melalui konsumsi pangan yg sehat:
- Makan teratur dan tepat waktu
- Perbanyak mengonsumsi sayur dan buah
- Rutin berolahraga
- Istirahat yang cukup
- Hindari stress
- Rutin mengonsumsi air putih
- Rutin mengonsumsi vitamin C
- Rutin mengonsumsi susu, daging dan telur
Pola makan yang salah memicu penyakit degeneratif, misalnya:
- Gula berlebih dapat melemahkan kemampuan sel darah putih melakukan fagositosis mikroorganisme yang berbahaya. Asupan gula harian yang optimal adalah 5% dari energi total, yaitu setara dengan 26 gram/hari.
- KH, Protein, dan lemak yang berlebih akan disimpan dalam jaringan adiposa dapat menyebabkan obesitas.
- Kelebihan asupan gizi berefek pada munculnya resiko penyakit degenerative seperti hipertensi, diabet, stroke, jantung coroner dll.
Contoh menu harian dengan pola konsumsi pangan yang sehat
Daftar zat gizi dan senyawa aktif peningkat kekebalan beserta sumbernya:
Asam lemak | Omega-6 | Menjaga fungsi sel T, aktivitas fagosit, membantu stabilitas membrane sel. | Ikan, kacang kenari | ||
Omega-3 | Mengurangi menempelnya platelet, meningkatkan fungsi limfosit dan netrofil, membantu stabilitas membrane sel. | Ikan, kacang kenari | |||
Mineral | Iodium (I) | Menjaga fungsi netrofil | Garam iodium, rumput laut, ikan, susu, telur, daging, sayur dan buah | ||
Magnesium (Mg) | Perbaikan sistem humoral, meningkatkan respon imun, dan immunoglobulin IgG1, IgG2, IgA. | Alpukat, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, biji gandum utuh, salmon, susu dan produk susu. | |||
Mangan (Mn) | Sintesis dan sekresi antibody | Kerang, kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian, teh, gandum, dan sayuran berdaun hijau | |||
Natrium (Na) | Membersihkan saluran usus dari invander, transpor glutamin | Garam, keju, daging olahan, kecap, bumbu olahan, dll | |||
Tembaga (Cu) | Perbaikan respon antibody, mengaktifkan kelenjar timus, komponen enzim antioksidan SOD, perbaikan sel kekebalan | daging organ (hati), makanan laut, coklat, jamur, kacang-kacangan, biji-bijian, roti gandum dan sereal | |||
Seng (Zn) | Perbaikan respon antibody, mengaktifkan kelenjar timus, komponen enzim antioksidan SOD, perbaikan sel kekebalan | Kerang, kepiting, daging domba, kacang mete. | |||
Besi (Fe) | Menjaga fungsi optimum netrofil dan limfosit | Daging, ikan, susu, telur, sayuran hijau, kacang-kacangan, tomat. | |||
Selenium (Se) | Perbaikan respon antibody, mengaktifkan kelenjar timus, komponen enzim antioksidan SOD, perbaikan sel kekebalan | Ikan, kerrang, daging, telur, susu, keju, jamur, bawang putih | |||
Vitamin | A | Menjaga respon optimum limfosit pada mitogen dan antigen. | Wortel, ubi jalar, sayuran, buah-buahan, hati. | ||
B6 | Menjaga respon optimum antibodi dan perbaikan kekebalan seluler. | Beras merah, gandum utuh, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-nuahan, ikan, daging, ayam. | |||
C | Menjaga fungsi fagosit dan kekebalan seluler | Buah-buahan, sayuran, | |||
D | Menjaga respon optimum limfosit pada mitogen dan antigen. | Sinar matahari, minyak ikan, ikan, kuning telur, hati sapi, jamur, susu, sereal yang diperkaya vitamin D, udang. | |||
E | Meningkatkan fungsi sel T dan respon kekebalan | Minyak ikan, ikan, bayam, kacang-kacangan | |||
Senyawa
aktif |
Fenolik,
flavonoid, terpenoid |
Meningkatkan fungsi sel T, limfosit dan respon kekebalan, antibody, sitokin, kekebalan humoral dan mediasi sel. | Madu, propolis, rempah, jamu, habbats | ||